Di kala hujan … Tiba-tiba namamu muncul lagi di antara linimasa salah satu kontakku.
Ya … kamu. Komentarmu muncul di salah satu postingan temanku mengenai kencur. Hahahah … Rupanya, kencur mampu mengatasi serak di musim yang tak tentu kapan hujan kapan panas seperti sekarang ini. Melihat wajahmu di kolom komentar seperti itu, sebetulnya sempat membuat hati ini sedikit berbinar setelah dirimu hilang ditelan jutaan linimasa yang ada di dunia maya.
Kamu … Memang semacam Serendipity yang timbul tenggelam tak tentu waktu. Kalau nasib sedang ‘baik’ mungkin aku bisa sedikit berbinar melihat namamu muncul di antara kolom komentar teman-temanku yang hanya 3 orang bersinggungan denganmu. Bisa dibayangkan betapa langkanya aku bisa ‘melihat’ kamu di antara langkanya postingan temanku.
Kamu … Aku merasa seperti tahu banyak tentangmu, walaupun entah bagaimana caranya bisa berhadapan denganmu. Aku faham joke-joke garingmu yang sepertinya justru bisa membuatku tertawa gila. Aku nikmati rekaman perjalananmu, foto-fotomu ke tempat-tempat aneh di ujung bumi yang bisa membuatku merasa berada ada di situ … denganmu. Aku bahkan catat itu untuk perjalan-perjalananku sendiri, supaya aku bisa merasakan pengalamanmu. Walaupun tidak denganmu.
Entah apa yang bisa membuatmu jadi Serendipity ku. Kita tidak bertukar buku dengan suatu tulisan di dalamnya dan nasib yang nantinya akan mempertemukan. Mungkin kamu bahkan tidak tahu bahwa ada aku yang berkantor di ujung lain dari jalanan utama nan panjang di ibukota ini di mana kantormu berada. Ya … Aku di sini. Menanti dalam Game of Faith yang seru ini sambil berharap akan bermuara di ujung jalan yang sama.
#ceritapath
#pathstory
#kisahsaathujan